Tanaman padi (Oryza sativa L.) menduduki posisi sentral dalam sistem pangan global, terutama di Asia. Sebagai anggota famili Gramineae atau Poaceae, sama seperti jagung, tanaman padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi lebih dari separuh populasi dunia. Keberadaannya tidak hanya krusial untuk memenuhi kebutuhan kalori harian, tetapi juga memiliki akar budaya dan ekonomi yang mendalam di berbagai negara agraris. Sebagai contoh, laporan dari Kepolisian Sektor Sawah Besar pada hari Senin, 28 Juli 2024, mencatat peningkatan aktivitas petani dalam mempersiapkan musim tanam padi, menunjukkan betapa pentingnya siklus pertanian ini bagi masyarakat setempat.
Secara fisik, padi memiliki ciri-ciri spesifik seperti batang yang berongga dan beruas-ruas, daun berbentuk lanset yang tumbuh berselang-seling, dan sistem perakaran serabut yang dangkal. Bunga padi tersusun dalam malai yang keluar dari ujung batang. Proses penyerbukan pada padi umumnya terjadi secara sendiri (autogami) sebelum bunga mekar sempurna. Setelah pembuahan, bakal biji berkembang menjadi gabah, yang terdiri dari sekam (lemma dan palea) dan butir beras di dalamnya.
Kandungan nutrisi utama dalam beras, hasil olahan padi, adalah karbohidrat dalam bentuk pati. Beras juga mengandung sejumlah kecil protein, lemak, serat, serta vitamin dan mineral seperti vitamin B kompleks (terutama tiamin, riboflavin, dan niasin), zat besi, dan mangan. Data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor pada tahun 2022 menunjukkan bahwa varietas padi dengan fortifikasi zat besi mampu meningkatkan status gizi masyarakat yang mengonsumsinya.
Pemanfaatan tanaman padi hampir seluruhnya terfokus pada produksi beras sebagai makanan pokok. Namun, bagian lain dari tanaman padi juga memiliki nilai ekonomi. Sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, media tanam, atau bahan baku industri seperti pembuatan silika. Dedak padi, lapisan luar butir beras yang terlepas saat penggilingan, kaya akan nutrisi dan sering digunakan sebagai pakan ternak atau diolah menjadi minyak bekatul yang bermanfaat bagi kesehatan. Menurut catatan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Subur Makmur pada tanggal 12 Maret 2023, pemanfaatan limbah padi semakin didorong untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Pengembangan tanaman padi terus menjadi prioritas dalam penelitian pertanian. Upaya pemuliaan tanaman bertujuan untuk menghasilkan varietas padi yang memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap berbagai tekanan lingkungan (seperti kekeringan atau banjir), serta memiliki kualitas beras yang baik dan kandungan nutrisi yang unggul. Kerjasama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan berbagai universitas di Indonesia terus menghasilkan inovasi dalam teknologi budidaya dan pengelolaan hama penyakit padi. Dengan peran sentralnya dalam ketahanan pangan, tanaman padi akan terus menjadi fokus utama dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi populasi global yang terus bertambah.