Penggundulan Hutan Sebabkan Penyebaran Merkuri

Penggundulan hutan, praktik penebangan pohon secara masif, bukan hanya menghilangkan tutupan hijau bumi dan keanekaragaman hayati. Lebih jauh, aktivitas ini ternyata memiliki korelasi signifikan dengan penyebaran merkuri, sebuah elemen kimia berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Bagaimana bisa?

Hutan yang lebat berperan penting dalam siklus biogeokimia, termasuk siklus merkuri. Tanah hutan yang kaya akan materi organik dan mikroorganisme memiliki kemampuan alami untuk mengikat dan menstabilkan merkuri yang berasal dari berbagai sumber, seperti deposisi atmosfer akibat aktivitas vulkanik atau pembakaran bahan bakar fosil.

Ketika hutan ditebang, lapisan tanah yang terlindungi menjadi terbuka. Air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah tidak lagi tersaring oleh serasah daun dan akar pohon. Akibatnya, merkuri yang sebelumnya terikat dalam tanah dapat dengan mudah terbawa aliran air permukaan menuju sungai, danau, hingga lautan. Proses ini meningkatkan konsentrasi merkuri di ekosistem perairan.

Selain itu, pembakaran biomassa hutan yang seringkali menyertai deforestasi juga melepaskan merkuri yang tersimpan dalam vegetasi ke atmosfer. Merkuri di atmosfer dapat terbawa angin jauh dan kemudian mengendap kembali ke tanah dan perairan, memperluas area kontaminasi.

Dampak penyebaran merkuri sangat serius. Di dalam rantai makanan perairan, merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh organisme, terutama pada ikan predator berukuran besar. Konsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan gangguan saraf, perkembangan, dan organ tubuh lainnya pada manusia.

Oleh karena itu, upaya pencegahan penggundulan hutan dan restorasi ekosistem hutan menjadi krusial tidak hanya untuk menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah perubahan iklim, tetapi juga untuk meminimalkan risiko penyebaran merkuri dan melindungi kesehatan lingkungan serta masyarakat. Praktik kehutanan berkelanjutan dan penegakan hukum terhadap pelaku ilegal logging adalah langkah-langkah penting yang perlu terus ditingkatkan.

Lebih lanjut, perubahan tata guna lahan pasca-deforestasi, seperti alih fungsi menjadi lahan pertanian atau pertambangan, juga dapat memperparah masalah ini. Aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk dan pestisida tertentu berpotensi melarutkan merkuri dalam tanah.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca, terimakasih !